Harga diri ayam (1)

Ayam memang hewan atau binatang. Tetapi tak sekedar hewan atau binatang. Ia adalah juga ayam. Ia bahkan punya banyak identitas dan kemungkinan eksistensi yang lain.
Ayam juga makhluk dunia,warga sunia,bagian dari alam. Ayam adalah juga hewan,bukan bebek, bukan angsa,bukan burung, bukan anjing,bahkan bukan manusia. Identitas mana yang primer mana yang sekunder, itu soal cara pandang. Mana kedirian yang ‘’sekadar’’ mana yang ‘’bahkan’’, maa yang ‘’utamanya’’, itu soal konsepnilani dan bisa berbeda beda. Sebuah cara pandang bisa dan bisa berbeda beda.sebuah cara pandang bisa meletakkan ayam sebagai ‘’sekedar ayam’’. Namun cara pandang lain menyebut ‘’mending ayam’’.maksudnya : mending ayam di bandingkan ‘’manusia’’. Loh kok dibandingkan manusia ? cara pandang itumenemukan bahwa ayam lebih sangat brguna bagi kehidupan seluruh makhluk alam semesta ini, sekurang kurangnya bagi umat manusia, dibanding manusianya sendiri.
Umpamanya lebih baik ayam yang tidak mencuri manusia dibandingkan ‘’manusia pencuri ayam’’. Bahkan ada cara pandang nilai yang meletakkan ayam diwilayah kemuliaan: segala perilaku ayam,langkahnya,minumnya,mati hidupnya, 100% menaati sunnah tuhan atau tradisi penciptaan yang si set up tuhan. Ayam sepenuhnya patuh kepada tuhan,sementara manusia dikasih peluang demokrasi: berpikir sendiri,menentukan sendiri keputusan keputusan hidupnya.

[Graha Sedekah; dengan semangat baru memulai perjalanan sejak dilaunching 17 Agustus 2015. Demi menggerakkan generasi qur’ani Indonesia melalui cita-cita visioner mengenai pendidikan yang islami, akan terus berperan aktif dengan semangat tanpa henti untuk fokus mengelola potensi umat dalam rangka membangun peradaban menuju ridlo ilahi]

Graha Sedekah On Twitter

Videos